Minggu, 09 Juni 2013

Budidaya Salmon di Indonesia, bisakah?




Salmon adalah sejenis ikan laut dari famili Salmonidae. Ikan lain yang satu famili dengan salmon adlaah ikan trout. Perbedaannya adalah pada migrasi hidup salmon dibandingkan dengan ikan trout yang menetap. Salmon hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Salmon termasuk ikan subtropis, sehingga mengandung asam lemak tidak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acids = PUFA) yang sangat tinggi, terutama kandungan asam lemak omega-3. Secara umum, salmon adalah spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi untuk berkembang biak. Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke lautan, lalu kembali ke air tawar untuk bereproduksi. Ikan dengan daging berwarna merah salem (mungkin itu sebabnya ia disebut salmon)
1. Siklus hidup
Siklus ikan salmon termasuk yang paling unik di dunia . Salmon kembali ke perairan air tawar yang deras untuk berkembang biak. Metode navigasi yang dilakukannya kemungkinan dilakukan dengan indra penciuman ikan tersebut. Setengah dari salmon dewasa akan mati dalam beberapa hari hingga minggu setelah berkembang biak. Untuk menaruh telur, salmon betina mengepakkan ekornya untuk menciptakan wilayah bertekanan rendah untuk mengangkat kerikil agar tersapu arus, menciptakan celah baginya untuk menaruh telur. Satu celah dapat menampung 5000 telur, menutupi area sekitar 2,8 m2. Warna telur bervariasi dari oranye hingga merah. Satu atau lebih salmon jantan akan mendekati betina dan mengeluarkan spermanya ke air untuk membuahi telur. Salmon betina lalu menutupi telur-telurnya dengan menyapu kerikil lalu pergi bertelur di tempat lain. Salmon betina dapat melakukannya sebanyak tujuh kali sebelum telur dalam ovariumnya habis. Salmon akan mati dalam hitungan hari setelah bertelur. Telur harus diletakkan di bawah kerikil di sekitar air yang dingin dengan arus yang baik sebagai suplai oksigen. Kematian yang tinggi umum terjadi pada tahap ini, yang sebagian besar terjadi akibat predasi dan perubahan kondisi perairan akibat ulah manusia. Salmon muda menetap di perairan air tawar tersebut tempat mereka dilahirkan, selama tiga tahun sebelum bermigrasi ke lautan. Pada masa tersebut, mereka berwarna keperakan. Diperkirakan hanya 10% dari jumlah telur yang selamat mencapai tahap ini. Salmon menghabiskan waktu selama satu hingga lima tahun sebelum mencapai usia kematangan seksual. Salmon dewasa akan kembali ke tempat di mana dia dilahirkan untuk berkembang biak. Untuk menuju ke proses tersebut, beberapa jenis salmon mengembangkan taring. Warna mereka akan menjadi gelap. Jarak perjalanan yang dilakukan salmon sangat menakjubkan, mereka dapat mengarungi arus sungai sejauh 1.400 km dan mendaki setinggi 2.100 km dari lautan menuju tempat di mana mereka dilahirkan. Selama berada di air tawar dan muara, salmon muda memakan serangga, amphipoda, dan crustacea lainnya. Ketika sudah besar, mereka akan memakan ikan kecil.
2. Jenis-jenis Salmon
Di seluruh dunia ada beberapa jenis salmon dan berbagai kualitas yang ada di antara spesies itu. Ada 7 (tujuh) jenis yang dikenal saat ini, yaitu salmon King, Coho, Sockeye, Chum, Pink dan Steelhead. Salmon-salmon di atas berasal dari Lautan Pasifik sebelah utara hingga Jepang. Salmon atlantik berasal dari Lautan Atlantik sebelah utara, mulai dari New England hingga Scandinavia. Jenis Steelhead dan Salmon Atlantik (dari tangkapan alam) jumlah pasokan untuk komersial sangat terbatas. Salmon King, Coho, sockeye, Chum dan Pink dari hasil tangkapan untuk komersial lebih melimpah. Salmon Atlantik adalah jenis yang paling banyak dibudidayakan. Usaha budidaya ini berjajar di beberapa lokasi di Lautan pasifik dan Atlantik. King salmon merupakan jenis yang dibudidayakan di British Columbia dan New Zealand. Di Chili dan Columbia Coho dan Steelhead jumlahnya terus menurun. Steelhead mungkin juga disuplai dari budidaya di Eropa.
Berikut ditampilkan tabel ketersediaan dan kualitas bawaan (innate quality) spesies salmon.
Nama Umum Spesies Ketersediaan dari Hasil Tangkapan Ketersediaan dari Hasil Budidaya Kualitas Bawaan (Innate Quality)
King atau Chinook Ya . Tinggi
Coho atau Silver Ya . Tinggi
Sockeye atau Red Ya . Tinggi
Chum atau Silverbright Ya . Rendah
Pink atau Humpback Ya . Rendah
Steelhead Sangat Terbatas . Tinggi
Atlantic Salmon Sangat Terbatas . Tinggi
Populasi ikan salmon di alam liar terus menurun dalam dekade ini, terutama salmon Atlantik yang berkembang biak di Eropa Barat dan Timur Kanada. Faktor yang mempengaruhi diantaranya:
• Parasit yang tersebar dari peternakan salmon dengan jaring terbuka
• Penangkapan secara berlebihan
• Proses penghangatan lautan dan sungai dapat menghambat proses berkembang biak dan meningkatkan penyebaran parasit
• Hilangnya habitat yang digunakan untuk berkembang biak, degradasi arus air, dan hilangnya material untuk proses berekembang biak ikan salmon (misal: kerikil untuk menutupi kumpulan telur salmon).
• Pembangunan bendungan dapat menghalangi laju ikan salmon menuju tempat berkembang biak.
3. Budidaya Ikan Salmon
Capilano Fish Hatchery, di kota Vancouver, merupakan salah satu pembibitan dan penangkaran ikan salmon terbesar di Kanada. Capilano Fish Hatchery dikenal sebagai tempat pembiakan Salmon. Di sinilah siklus hidup ikan yang menjadi santapan mewah dunia ini ditampung, dipelihara, dan dikembangkan. Setelah itu, ikan-ikan yang ditangkar ini dikembalikan ke alam tempat asalnya. Paling menarik di tempat penangkaran ikan salmon ini adalah proses pembuahan yang ditunjukkan melalui kaca-kaca yang dapat ditonton pengunjung dari luar. Dalam bak yang lain dapat di lihat ikan-ikan yang sebagian besar tampak kecapaian dan terluka karena berjuang menentang arus untuk sampai ke hulu. Setelah itu, pengunjung dapat pula menyaksikan kolam-kolam pemeliharaan anak ikan salmon.
4. Salmon di Indonesia
Akhir-akhir ini sudah mulai banyak di jumpai produk salmon yang melengkapi display produk-produk seafood dan produk segar lain pada hipermarket, seperti carefour dan super market-super market, seperti Hero dan Gelael. Produk impor ini ketersediaanya masih relatif sedikit. Permintaannya masih terbatas pada kalangan menengah keatas, dan harganya relatif masih mahal dibanding produk-produk perikanan lain (lokal). Bukan tidak mungkin, dimasa-masa mendatang jika permintaan konsumen terhadap produk salmon meningkat bisa jadi pasokan akan meningkat. Lebih-lebih budidaya jenis ikan ini terus berkembang seiring dengan ketatnya peraturan tangkap yang dikenakan oleh negara-negara produsen salmon. Selain kaya protein, bermacam-macam mineral, dan vitamin, ikan salmon adalah gudang omega-3. Karena itu, salmon sering diidentikkan dengan golongan asam lemak tak jenuh itu. Keberadaan restoran Jepang di Indonesia menjadikan salmon kian populer dalam bentuk sashimi, yaitu irisan daging yang dicelupkan ke dalam shoyu (kecap asin) dan dimakan mentah.
5. Kualitas Bawaan (Innate Quality)
Kualitas bawan spesies salmon berbeda-beda secara signifikan. Kualitas bawaan berhubungan dengan karakteristik fisik yang dimiliki oleh seekor ikan dan tidak banyak berubah selama penanganan (handling). kualitas bawaan dievaluasi pada saat penangkapan atau panen dan dapat berpengaruh terhadap jenis, ukuran, umur, dan jenis kelamin. Umur adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi kualitas bawaan ikan salmon. Saat ikan sudah dewasa, perubahan biokimia terjadi pada daging yang mana dapat mengurangi nilainya secara keseluruhan. warna kulit, dan tanda (markings) juga dapat berubah setiap waktu yang mana dapat digunakan untuk menentukan kedewasaan ikan. Marking ini berbeda-beda untuk setiap spesies. Umumnya, salmon yang berkualitas tinggi kulitnya cerah dan bersinar. Lebih jauh bila seluruh tubuh ikan mengecil, kulit ikan yang bermutu tinggi tidak akan menkerut. Lokasi penagkapan salmon juga dapat mempengaruhi kualitas bawaan. sekali salmon memasuki wilayah perairan air tawar mereka berhenti makan. Berat tubuh menurun dan daging menjadi lembek dan berair. Musim tangkap dapat juga berpengaruh pada ikan. Salmon di alam liar, kandungan lemak dagingnya bervariasi bergantung pada musim. variasi kandungan pada daging dapat juga terjadi karena kondisi cuaca yang berubah-ubah setiap tahunnya. Untuk jenis salmon budidaya, pemanenan ikan pada bulan-bulan musim panas menghasilkan ikan yang lebih gemuk daripada penangkapan dilakukan pada musim dingin.
Salmon yang beredar di pasaran saat ini bisa berasal dari hasil budi daya maupun hasil tangkapan ikan liar. Salmon hasil budidaya secara umum memiliki kandungan gizi lebih baik daripada salmon liar. Hal itu karena pola makan ikan budi daya yang lebih teratur. Menurut Easton et al (2002), meskipun salmon hasil budi daya kandungan lemaknya 52 persen lebih tinggi dibanding salmon tangkapan (liar), kadar omega-3 tidak jauh berbeda. Untuk salmon tangkapan, pilih yang ditangkap di air laut. Salmon yang ditangkap di wilayah perairan air tawar kandungan lemak dan berat tubuhnya lebih rendah karena umumnya ikan berhenti makan ketika sudah di air tawar. Dagingnya pun menjadi lembek dan berair. Sangat baik bila yang ditangkap adalah ikan salmon betina yang masih di laut dan beberapa saat setelah musim kawin. Selain lebih berat, salmon betina juga mengandung telur ikan yang bergizi tinggi.
Diposkan oleh tyo di 02.21

http://tyo-budidayailmu.blogspot.com/2009/07/budidaya-salmon-di-indonesia-bisakah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar